https://whatsdrivingparkinsons.net/

Kalau kita ngomongin tato, pasti banyak yang langsung mikir ke arah gaya hidup modern atau tren anak muda. Tapi jangan salah, tato udah jadi bagian dari budaya manusia sejak zaman dulu banget. Salah satu contoh paling keren dan penuh makna datang dari tanah Kalimantan tato suku Dayak.

Aku pribadi selalu tertarik sama hal-hal yang berbau budaya lokal. Dan semakin aku gali, semakin kagum sama filosofi di balik tato-tato tradisional suku Dayak. Mereka bukan cuma sekadar hiasan tubuh, tapi juga menyimpan cerita, nilai spiritual, bahkan status sosial.

Bukan Sekadar Coretan

Tato bagi suku Dayak bukan sesuatu yang dibuat asal-asalan. Setiap garis, simbol, dan letaknya punya makna tersendiri. Ada tato yang menandakan keberanian, ada yang menunjukkan perjalanan hidup, bahkan ada juga yang dipercaya sebagai perlindungan dari roh jahat.

TRISULA88 LOGIN

Contohnya, tato motif bunga terong yang sering banget kita lihat di lengan orang Dayak. Buat orang luar, mungkin keliatan kayak bunga biasa, tapi buat suku Dayak, ini simbol kekuatan dan kedewasaan. Biasanya tato ini diberikan saat seseorang dianggap udah cukup umur dan siap menjalani tanggung jawab sebagai pria dewasa.

Uniknya lagi, proses pembuatan tato ini dulu dilakukan secara tradisional dengan alat sederhana, seperti duri jeruk atau jarum bambu, dan tinta dari arang. Bayangin, rasanya pasti perih banget. Tapi justru dari proses itulah muncul nilai spiritual—semacam ritual penyucian diri dan pembuktian keberanian.

Tato dan Spiritualitas

Buat suku Dayak, tato juga punya kaitan erat dengan dunia spiritual. Mereka percaya bahwa tato bisa jadi “penanda” saat seseorang meninggal. Jadi ketika roh meninggalkan tubuh dan masuk ke alam baka, tato tersebut akan jadi semacam paspor spiritual—membantu roh itu dikenali dan diterima di dunia arwah.

Beberapa jenis tato bahkan cuma boleh dimiliki oleh orang-orang tertentu, misalnya dukun atau pemimpin adat. Karena tato mereka nggak sekadar simbol, tapi juga dipercaya punya kekuatan magis. Makanya, nggak sembarang orang boleh punya desain tato seperti itu.

Identitas yang Melekat

Selain soal spiritualitas, tato juga jadi lambang identitas. Setiap sub-suku Dayak punya motif dan gaya tato yang khas. Jadi, dari tato aja, kita bisa tahu seseorang berasal dari daerah mana atau punya peran apa dalam komunitasnya.

Hal ini ngingetin aku bahwa budaya itu sejatinya tertanam kuat dalam tubuh dan jiwa. Di saat banyak orang berusaha mencari identitas diri lewat hal-hal modern, suku Dayak udah punya itu semua sejak lama—tertulis dengan indah di kulit mereka.

Sayangnya, sekarang tradisi ini makin jarang ditemui. Banyak anak muda Dayak yang mulai meninggalkan tato tradisional karena stigma atau pengaruh budaya luar. Padahal, tato Dayak adalah bagian dari warisan budaya yang harusnya kita banggakan.

Kembali ke Akar Budaya

Aku percaya, mengenal dan menghargai budaya sendiri itu penting. Nggak harus langsung minta ditato ala Dayak juga sih, tapi minimal kita bisa belajar dan menyebarkan cerita tentang betapa kayanya makna di balik seni ini.

Dan siapa tahu, dengan makin banyak orang yang tertarik, budaya tato Dayak bisa kembali dihargai, bukan cuma sebagai estetika, tapi juga sebagai jati diri bangsa. Karena seperti kata pepatah, “Orang yang lupa pada budayanya sendiri, ibarat pohon tanpa akar.”

Jadi, next time kamu lihat tato bunga terong atau motif burung enggang di lengan seseorang, coba deh lihat lebih dalam. Karena di balik tinta itu, ada sejarah, spiritualitas, dan identitas yang udah mengakar kuat selama ratusan tahun.

By admin