Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di Bengkulu memicu antrean panjang di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Warga mulai mengantre sejak dini hari demi mendapatkan BBM, terutama jenis Pertalite dan Solar, yang kini sulit didapatkan dalam jumlah cukup.
Pantauan di lapangan menunjukkan antrean kendaraan roda dua dan roda empat mengular hingga lebih dari 2 kilometer. Banyak pengendara mengaku harus menunggu lebih dari tiga jam, bahkan ada yang pulang tanpa hasil karena stok BBM habis sebelum giliran mereka tiba.
“Saya datang jam lima pagi, tapi baru bisa isi jam delapan. Itu pun cuma dapat setengah tangki,” kata Rian, warga Kota Bengkulu yang mengantre di salah satu SPBU di kawasan Ratu Samban.
Kondisi ini mendorong lonjakan harga BBM eceran di pasaran. Sejumlah pedagang menjual bensin hingga Rp 30.000 per liter, lebih dari dua kali lipat harga normal. Warga yang tidak ingin mengantre panjang terpaksa membeli di eceran meski harus merogoh kocek lebih dalam.
Pemerintah Provinsi Bengkulu sudah menerima laporan krisis ini dan mengaku tengah berkoordinasi dengan Pertamina untuk daftar medusa88 menormalkan distribusi. Namun, hingga kini, pasokan BBM belum stabil, dan SPBU masih kesulitan memenuhi permintaan harian.
“Kami akan tambah pasokan ke daerah-daerah terdampak dan mengawasi distribusi agar tidak ada penimbunan,” ujar pejabat dari Dinas ESDM Bengkulu.
Jika kondisi ini terus berlangsung, krisis BBM di Bengkulu berpotensi memengaruhi mobilitas masyarakat dan mengganggu aktivitas ekonomi daerah secara keseluruhan.